Waspada Penipuan Berkedok OTP dan Verifikasi Transfer

Semakin hari semakin ada-ada saja modus penipuan, terutama untuk transaksi online. Kondisi keuangan yang sulit dikabarkan menjadi alasan kenapa penipuan menjadi semakin marak, selain masih adanya kesempatan untuk melakukan penipuan dikarenakan sistem teknologi yang semakin canggih namun masih sedikit orang awam yang memahami cara kerjanya.

Berbagai modus penipuan banyak digunakan oleh para penipu agar calon korban tidak menyadari bahwa sedang menjadi sasaran penipuan. Sekarang, saya akan membahas model penipuan berbentuk OTP (One Time Password), Verifikasi Transfer, ataupun Kode-kode Verifikasi lainnya.

Waspada Penipuan Berkedok OTP dan Verifikasi Transfer

Cara kerjanya cukup professional

Seperti yang kita ketahui, ada beberapa modus penipuan yang cukup konyol dan mudah diketahui (contohnya modus penipuan lewat SMS, yang sering berujung pada situs website abal-abal yang mudah diketahui). Namun, untuk modus yang satu ini, saya akui cara kerjanya cukup professional dan sangat menjebak.

Bagaimana penipu bekerja?

Sebelumnya tentu anda akan dihubungi oleh penipu. Mereka mengatakan bahwa berniat untuk membeli barang yang diinginkan dan Minta dikirim ke luar kota atau bahkan luar pulau. Tentunya dengan tujuan agar identitas mereka tidak terbongkar.

Para penipu ini tidak akan berlama-lama dalam melakukan negosiasi. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa sangat jarang sekali ada calon pembeli yang tidak melakukan negosiasi dalam membeli sesuatu, terutama jika berurusan dengan penjual perorangan. Dalam beberapa kasus, penipu tidak menawar sama sekali.

Setelah harga deal, anda akan diminta untuk mengirimkan nomor rekening sekaligus melakukan pengecekan ongkos kirim (ongkir). Di sinilah tanda-tanda penipuan semakin terlihat.

Penipu akan mengirimkan bukti transfer uang yang sudah diedit dengan sangat rapi. Jika dulu penipu mengedit struk yang entah didapatkan dari mana namun karena cukup sulit mengedit foto struk dengan rapi dan teliti, maka sekarang penipu menggunakan bukti transfer elektronik yang bisa lebih mudah diedit sedemikian rupa.

Di sinilah jebakan-jebakan mulai digunakan. Saya akui penipu cukup lihai, yaitu dengan menggunakan rekening e-money atau rekening ponsel yang sekarang cukup mudah didapatkan secara anonim. Dan tentu saja dengan alasan karena belum banyak orang awam yang menggunakannya. Beberapa contoh aplikasi yang mungkin digunakan adalah UANGKU, Rekening Ponsel CIMB Niaga, Sakuku, dan lain-lain.

Penipu akan menyampaikan bahwa ada tata cara dan prosedur agar uangnya bisa dicairkan ke rekening anda. Anda akan dilarang untuk melakukan cek saldo via m-banking, dan di sini saya sebagai orang yang cukup melek soal perbankan sudah akan menyatakan bahwa ini murni 100% penipuan. Kode OTP dan verifikasi memang digunakan untuk melakukan pembayaran transaksi lewat e-money (Seperti Go-Pay atau T-Cash) namun yang wajib memasukkan kode OTP adalah pihak pembeli, bukan penjual.
Perlu diketahui bahwa tidak ada yang namanya validasi atau verifikasi transfer dengan OTP atau jenis-jenis kode verifikasi lainnya dalam perbankan. Semua bentuk transfer akan terdaftar dalam mutasi rekening dan dapat dicek menggunakan mobile banking atau via ATM dan tidak ada prosedur ataupun tata cara khusus. WASPADA!
Di sini anda akan dipaksa untuk segera ke ATM guna mencairkan dana yang sudah terlanjur ditransfer. Anda akan dipaksa terus dengan alasan saldo si penipu sudah terlanjur terpotong.

Setelah anda tiba di ATM, penipu meminta untuk tidak mematikan telepon dan mengatakan bahwa ia sendiri yang akan memandu prosedur dan tata cara untuk pencairan. Anda tidak boleh menggunakan ATM dengan Bahasa Indonesia. Sepertinya agar calon korban tidak mengerti arti tulisan-tulisan yang ada di ATM karena menggunakan Bahasa Inggris (Ingat, target utamanya adalah orang awam).

Setelah itu anda akan dipandu untuk melakukan cek saldo. Si penipu akan meminta anda memfotokan saldo yang tertera di ATM dengan alasan ingin meyakinkan kalau itu adalah bagian dari prosedur. Bagi orang yang paham tentang ini, tentu akan langsung menyadari bahwa ia menjadi calon korban penipuan.
Ada beberapa kasus dimana penipu tidak menyerah meskipun calon korban sudah mengetahui modus pelaku. Di kasus saya, telepon diberikan kepada orang yang lebih tua dan mengatakan kalau sudah paham betul tentang tata cara transaksi seperti ini (bahkan mengaku kalau dia orang dari bank yang sudah ditraining tentang "sistem baru" ini). Di sini, saya menyimpulkan bahwa si penipu tidak bekerja sendiri, namun dalam grup sindikat yang cukup solid.
Setelah anda diminta untuk memfotokan jumlah saldo sisa, anda akan dipandu untuk melakukan transfer (Loh, yang beli siapa kok penjual yang disuruh transfer? Tapi sekali lagi, karena korbannya orang awam yang tidak mengerti tentang perbankan maka kemungkinan menjadi korban masih ada. Apalagi ATMnya menggunakan Bahasa Inggris).

Anda sebagai calon korban tidak diperkenankan untuk memotong pembicaraan dan nada suara penipu akan semakin meninggi apabila anda menyela atau mengajukan pertanyaan tentu saja ini bertujuan agar calon korban merasa terintimidasi dan tidak menyadari bahwa akan ditipu. Lalu si penipu akan mengancam calon korban apabila akan melaporkan calon korban ke polisi jika akan membatalkan transaksi.

Setelah itu, anda akan diminta untuk mengetik nominal transfer sesuai digit kode OTP, kode-kode verifikasi lainnya, atau bahkan bisa seluruh saldo anda karena si penipu sudah mengetahui sisa saldo.
Dalam beberapa kasus, termasuk kasus saya si penipu menggunakan nomor virtual account rekening e-money yang membuat calon korban semakin sulit untuk menyadari modus ini, terutama bagi orang yang tidak mengetahui apa itu nomor virtual account. Nomor virtual account digunakan untuk pembayaran atau pengisian saldo dan bukannya untuk menerima transfer
Tentu saja endingnya sudah bisa diketahui, barang yang dijual hilang dan berikut uang anda di ATM juga ikut terkuras. Para penipu akan beraksi di akhir pekan dimana hari-hari tersebut bukan hari kerja bank. Saat si calon korban menyadari bahwa dirinya telah ditipu, barang sudah terlanjur sampai di penipu dan transfer tidak bisa diblokir.

Sebagai penutup, sebaiknya setiap penjual barang yang akan terjun ke ranah online harus mulai banyak belajar dan membaca berbagai modus yang tersebar di internet. Ingat, anda berjualan untuk menghidupi diri dan keluarga anda bukannya untuk memberikan uang anda secara cuma-cuma ke penipu yang tidak diketahui identitasnya. Waspadalah, tindakan kriminal tidak hanya dilakukan karena ada niat namun juga adanya kesempatan.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "Waspada Penipuan Berkedok OTP dan Verifikasi Transfer"