Permintaan Maaf Dan Analogi Piring

Berbuat kesalahan adalah hal yang paling dibenci seseorang. Biasanya orang akan langsung meminta maaf (kecuali kalau orang itu sudah gila atau tidak tahu malu). Terkadang ada kesalahan yang bisa langsung dimaafkan begitu saja, tergantung dengan besarnya kesalahan yang diperbuat. Tapi jika kesalahan yang terjadi ternyata sangat menyakiti orang tersebut, maka perlu ia akan waktu untuk memaafkan orang yang berbuat salah dan jika kesalahan berikutnya terjadi lagi dan sudah menjadi titik batas kesabaran, biasanya tidak akan ada kata maaf lagi.

minta maaf saja tidak cukup
Minta Maaf  Saja Tidak Cukup

Permintaan maaf sebenarnya jangan sebatas diucapkan dengan kata-kata saja, namun harus ditindaklanjuti dengan perbuatan. Saya akan ambil contoh dengan menggunakan analogi piring pecah. Sekarang coba anda bayangkan anda sudah menjatuhkan 2 buah piring. Bayangkan 1 piring masih utuh, dan yang lainnya jatuhkan hingga pecah atau retak.

Lalu katakan maaf pada kedua piring tersebut (ingat, ini cuma analogi). Piring yang utuh akan tetap utuh sedangkan piring yang pecah juga tetap pecah. Apa maksudnya?

Ketika anda menjatuhkan piring, artinya anda sudah melakukan sebuah kesalahan kepada piring tersebut. Piring yang utuh, artinya anda mungkin menjatuhkan piring tersebut secara tidak sengaja sehingga tidak memberi efek yang terlalu besar. Disini anda minta maaf atau tidak juga tidak masalah.

Sedangkan piring yang pecah atau retak berarti anda mungkin menjatuhkannya secara sengaja atau bahkan membantingnya. Tentu saja anda sudah membuat kesalahan besar yang berakibat anda kehilangan sebuah piring. Jika anda hanya meminta maaf, apakah piring itu kembali utuh? Seharusnya anda memperbaikinya jika memang masih bisa diperbaiki atau membuangnya jika memang sudah tidak mungkin diperbaiki.

Apa maksud dari analogi ini?

Ketika anda secara tidak sengaja menyakiti teman anda, mungkin teman anda masih tidak masalah. Jika anda mengatakan maaf sekalipun, teman anda hanya menjawab dengan enteng bahwa dirinya tidak apa-apa, karena dia tahu kalau anda tidak sengaja. Tapi, Jika anda terlalu menyakiti teman anda apalagi sampai hubungan anda dengan teman anda retak atau bahkan pecah, maka permintaan maaf saja pasti tidak cukup. Anda perlu melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki hubungan anda atau mungkin memutus hubungan apabila memang tidak bisa diperbaiki lagi.

Kesimpulannya hati-hati saat bertindak. Ingat, kesalahan besar bisa menghancurkan hubungan anda sama seperti anda bisa menghancurkan piring tadi. Anda juga jangan hanya bermodalkan kata "maaf" untuk memperbaiki hubungan.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

1 comment for "Permintaan Maaf Dan Analogi Piring"

No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.