Asuransi, Tahap Perencanaan Finansial yang Sering Terlupakan

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata "asuransi"? Saya yakin cukup banyak respon yang akan saya dapatkan. Bagi sebagian orang, asuransi merupakan tipu muslihat perusahaan multinasional yang ingin mengeruk dana dari nasabahnya tanpa memberikan value apapun.

Tapi bagi yang lain, tentu menganggap asuransi merupakan penyelamat di saat yang sulit. Dimana asuransi bisa mengalihkan resiko finansial yang diakibatkan dari kejadian yang tidak terduga. Nah pertanyaannya anda berada di bagian golongan yang mana?

Asuransi, Perencanaan Finansial yang Dianak Tirikan

Saya yakin anda sudah (setidaknya) paham tentang pengertian 'perencanaan finansial'. Jelas, memangnya siapa yang tidak mau kaya dan sejahtera? Bahkan orang yang punya kekayaan miliaran sekalipun pasti punya rencana keuangan sendiri. Kecuali kalau anda memang orangnya bebal dan doyan menghamburkan uang tanpa tujuan yang jelas.

Asuransi, Tahap Perencanaan Finansial yang Sering Terlupakan

Ada banyak sekali tahap dalam perencanaan finansial. Dimulai dari pengumpulan dana darurat sampai ke penghasilan pasif dari investasi. Dan di tengah-tengah tahapan itu, tentunya ada asuransi! Tapi sayangnya, kebanyakan orang 'meloncati' tahapan ini dan mau buru-buru masuk ke investasi.

Mengapa begitu?

Karena memang tidak semua orang yang paham perencanaan finansial, lalu otomatis percaya kepada asuransi. Hal ini bisa disebabkan dari pengalaman dia sendiri, atau karena kurangnya literasi tentang dunia asuransi. Yah, anda tentu paham bahwa asuransi tidak diajarkan di sekolah bukan?

Sehingga kepemilikan asuransi sebagai bagian dari perencanaan finansial menjadi terlupakan. Padahal asuransi memegang kunci penting dalam kestabilan finansial!

Apa Sih Asuransi Itu?

Singkatnya asuransi merupakan salah satu manajemen resiko di dalam perencanaan finansial. Dalam hidup, kita tidak akan pernah lepas dari ancaman kejadian tidak terduga. Contohnya, anda tidak bisa memprediksi kapan anda akan sakit atau kapan anda akan mengalami kecelakaan kerja.

Asuransi hadir untuk meminimalisir kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari kejadian tak terduga tersebut. Misalnya saja jika anda sakit dan harus masuk rumah sakit, maka asuransi akan menanggung biayanya. Sehingga anda tidak perlu mengorbankan keuangan pribadi anda untuk menangani biaya rumah sakit yang cukup besar.

Ada banyak jenis asuransi yang dijual di pasaran. Berikut dua jenis asuransi yang cukup umum dijual di Indonesia:

  • Asuransi jiwa, asuransi yang menjamin resiko finansial dari manusia. Mencakup asuransi jiwa dan asuransi kesehatan
  • Asuransi umum, asuransi yang menjamin resiko finansial dari aset. Contohnya adalah asuransi mobil dan asuransi kebakaran rumah 

Kesalahan Umum Pada Asuransi

Banyak yang asal membeli asuransi tanpa memahami manfaat dari asuransi tersebut. Misalnya ketika membeli asuransi jiwa dan menganggap kalau asuransi jiwa memiliki manfaat yang sama dengan asuransi kesehatan.

Karena minimnya literasi dan dikombinasikan dengan agen yang kurang kompeten, banyak nasabah yang menjadi korban. Lalu berakhir menjadi orang yang anti asuransi.

Asuransi Itu Bukan Investasi!

Kalau ada agen yang mengatakan bahwa asuransi adalah investasi, maka jangan langsung dipercaya! Memang ada produk asuransi yang mengkombinasikan perlindungan dan investasi (produk ini disebut unit link, sedangkan produk asuransi murni disebut tradisional).

Di saat anda lebih memilih unit link, memang anda bisa sekalian 'nabung'. Nabung dalam artian anda bisa menarik uangnya ketika membutuhkan. Namun jangan lupa juga bahwa tabungan di unit link juga mengandung resiko, dimana nilai tabungan anda bisa naik ataupun turun bergantung pada kondisi performa pengelola.

Sehingga, jangan terkejut ketika anda melihat kalau saldo tidak sesuai dengan jumlah yang anda setorkan. Unit link juga mengandung beberapa biaya yang perlu diperhatikan, seperti biaya akuisisi dan biaya administrasi.

Jika anda tidak begitu paham, maka jangan memilih produk jenis ini.

Bagaimana dengan yang Tradisional?

Asuransi tradisional cenderung lebih mudah dipahami ketimbang unit link. Namun ketika anda memilih produk yang tradisional, maka anda tidak bisa menarik uang apapun dari sana. Karena memang asuransi tradisional tidak memiliki nilai tunai.

Jika anda masih awam di dunia perasuransian, silahkan memilih asuransi tradisional.

Resiko Jika "Meng-anak Tirikan" Asuransi dalam Financial Planning

Tadi sudah dikatakan bahwa asuransi merupakan metode untuk mengalihkan resiko financial apabila ada kejadian tidak terduga, tapi banyak yang melupakan. Kita coba membayangkan beberapa skenario yang melibatkan peran besar asuransi.

Skenario pertama: diri sendiri

Pertama, bayangkan kita sudah menabung namun tiba-tiba jatuh sakit dan perlu diopname. Anggap saja sakitnya diakibatkan karena terlalu semangat bekerja dan mengejar masa depan. Tagihan rumah sakit pun membengkak hingga, tidak perlu besar-besar, cukup 15 juta saja.

Membayar tagihan rumah sakit itu tentu akan memberi efek negatif pada investasi dan perencanaan financial. Apalagi jika anda menempatkan investasi pada resiko tinggi seperti pasar saham dan pasar crypto.

Apabila status investasi anda masih minus karena sentimen pasar yang masih belum stabil, maka dampak negatifnya bisa berkali-kali lipat: Rugi dari tagihan rumah sakit dah rugi dari penurunan investasi. Dan anda tentu tidak bisa menunda menjual investasi anda, karena kebutuhan darurat.

Apalagi kalau setelah dijual, ternyata nilai investasi anda malah naik. Kena lagi ruginya.

Skenario kedua: orang terdekat (suami/orang tua)

Lalu skenario kedua ini lebih ekstrim, yaitu coba bayangkan apabila orang terdekat yang memiliki hubungan financial seperti suami atau orang tua meninggal dunia.

Anda setidaknya akan terancam 2 hal, yaitu:

  1. Kehilangan penghasilan, apabila suami/orang tua merupakan orang yang rutin mengirimkan uang kepada anda
  2. Terancam mewariskan hutang, anda perlu tahu jika hutang bisa diwariskan kepada ahli waris (baca: Apakah Ahli Waris Wajib Membayar Hutang?)
Tentunya kedua ancaman diatas tidak ada yang ringan. Apalagi jika anda tidak memiliki penghasilan tetap yang memadai. Jangan sampai anda kehilangan lebih banyak di hidup anda, sebab kehilangan orang terdekat saja sudah pasti sangat memukul hidup anda.

Namun, ceritanya bisa berbeda jika ada asuransi

Jika anda memiliki asuransi kesehatan, bahkan yang basic-basic sekalipun, anda bisa mengalihkan resiko financial tadi ke pihak asuransi. Dimana asuransi akan menanggung biaya rumah sakit, sehingga anda terhindar dari kejadian-kejadian yang berpotensi merusak perencanaan financial anda. Anda tidak perlu membayar tagihan rumah sakit plus nilai investasi anda akan tetap aman.

Di skenario kedua, apabila orang terdekat anda memiliki asuransi jiwa yang memadai, maka resiko financial anda bisa dialihkan. Sebab uang pertanggungan asuransi akan masuk ke ahli waris secara otomatis, lalu bisa digunakan untuk menyelesaikan 2 ancaman tadi. Setidaknya sampai hidup anda kembali stabil di masa datang.

Kapan Saat yang Tepat Untuk Membeli Asuransi?

Anda sudah melihat bagaimana peran asuransi dalam perencanaan financial. Sekarang pertanyaannya, kapan saat yang tepat untuk membeli asuransi? Dan bagaimana cara memilihnya?

Anda perlu tahu hanya dengan membeli asuransi, bukan berarti anda akan langsung terlindungi sepenuhnya. Ada 2 istilah yang perlu diperhatikan ketika membeli asuransi:

Underinsured

Adalah ketika nilai pertanggungan dari asuransi berada di bawah kebutuhan anda. Misalnya anda seharusnya membutuhkan layanan rumah sakit hingga 1 juta per hari, namun asuransi hanya menanggung anda hingga 400 ribu per hari.

Atau ketika anda memiliki hutang sebesar 200 juta, namun uang pertanggungan asuransi jiwa anda hanya 100 juta. Otomatis ketika ada resiko kematian datang, asuransi tidak akan bisa menanggung 100% dari hutang yang anda wariskan.

Underinsured bisa mengakibatkan perlindungan financial yang kurang optimal, sehingga anda masih harus mengorbankan bagian dari perencanaan anda.

Untuk mengatasi kondisi underinsured, pastikan anda sudah memahami bagaimana kebutuhan dan kondisi keuangan anda. Pastikan anda memilih produk asuransi yang memiliki nilai pertanggungan yang sesuai.

Ingat, nilai pertanggungan selalu berbanding lurus dengan premi yang anda bayarkan. Semakin tinggi preminya, tentu semakin besar pertanggungannya.

Overinsured

Adalah ketika nilai pertanggungan dari asuransi berada di jauh di atas kebutuhan anda. Misalnya anda seharusnya hanya membutuhkan layanan rumah sakit pengobatan dalam negeri, namun asuransi yang anda beli meng-cover sampai pengobatan seluruh dunia dan dengan nilai pertanggungan yang terlalu besar.

Atau ketika anda tidak memiliki hutang, sudah masuk usia pensiun dengan keluarga yang telah stabil, serta memiliki jumlah warisan yang cukup kepada anak-anak anda. Namun memiliki asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan yang terlalu fantastis.

Overinsured mungkin terlihat bagus, namun faktanya juga bisa mencederai keuangan anda. Sebab dengan overinsured, artinya anda membayar asuransi yang terlalu mahal padahal belum tentu manfaatnya bisa berguna untuk anda.

Ingat jika asuransi tidak bisa anda bayarkan pada suatu hari, maka manfaatnya juga bisa hangus. Ujung-ujungnya percuma beli asuransi.

Jadi, pastikan anda sudah memahami status dan kebutuhan anda terlebih dahulu. Jangan beli asuransi karena ikut-ikutan teman, karena kebutuhan teman anda tentu berbeda dengan kebutuhan anda. Apalagi jika ada perbedaan demografis antara anda dengan teman anda, seperti status menikah atau pekerjaan.

Dan Jangan Lupa, Pahami Jenis Asuransi

Salah satu penyebab nasabah kecewa terhadap asuransi adalah: mereka tidak paham apa yang mereka beli dan termakan bujuk rayu agen yang ternyata tidak paham juga apa yang mereka jual.

Contohnya ketika anda membeli asuransi unit link, anda biasanya akan dijanjikan 2 hal:

  1. Masa pembayaran yang hanya sampai 10 tahun, namun perlindungan selamanya
  2. Ada nilai pengembalian yang cukup besar, bahkan bisa sampai miliaran 

Janji tersebut belum tentu benar, karena 2 hal juga:

  1. Masa pembayaran memang benar sampai 10 tahun, lalu tidak perlu bayar lagi. Dengan catatan nilai investasi unit link tidak tergerus habis di masa mendatang. Apabila tergerus habis, ya malah anda kehilangan investasi plus kehilangan manfaat asuransi
  2. Nilai pengembalian ditentukan kondisi pasar. Apabila pasar sedang jatuh seperti saat pandemi covid-19, maka jangan harap ada pengembalian.

Karena itu jika anda memilih produk unit link, pastikan anda sudah paham maksud dan arti dari produk tersebut. Jangan sungkan menanyakan hal kepada agen, dan apabila agen tidak bisa menjelaskan maka lebih baik dibatalkan saja.

Terakhir, Jangan Salah Beli!

Ada banyak kasus salah beli asuransi di luar sana. Misalnya beli asuransi jiwa ketika butuh asuransi kesehatan dan begitu juga sebaliknya.

Jika anda membeli asuransi jiwa, anda tidak bisa menggunakannya di rumah sakit. Karena asuransi jiwa hanya menanggung resiko financial akibat cacat dan meninggal dunia. Begitu juga jika anda membeli asuransi kesehatan, uang pertanggungan akibat meninggal tentu tidak sebesar asuransi jiwa.

Produk bundling pada unit link biasanya berupa asuransi jiwa dan investasi. Kalau anda mau ada manfaat kesehatan juga, anda perlu membeli rider atau manfaat tambahan. Tanyakan pada agen opsi rider apa saja yang ada di dalam produk unit link yang akan anda beli. 

Dapatkan Asuransi yang Sesuai, Tanyakan Pada Agen yang Tepat

Setelah anda membaca artikel ini, seharusnya anda sudah tidak lagi memiliki pikiran bahwa asuransi adalah penipuan. Memang tidak bisa dilupakan bahwa ada saja agen yang memanfaatkan ketidaktahuan calon nasabah untuk keuntungan pribadi.

Sekarang saatnya anda menentukan kebutuhan asuransi anda sendiri! Ada banyak sekali vendor asuransi berkualitas kelas dunia yang bisa anda dapatkan di Indonesia. Untuk mendapatkan penawaran, silahkan hubungi agen dari berbagai brand asuransi yang tersedia di Indonesia.

Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "Asuransi, Tahap Perencanaan Finansial yang Sering Terlupakan"