Perbedaan List Retargeting dengan Pixel Retargeting, Mana yang Lebih Cocok?

Dunia digital marketing, terutama jika kita membahas digital ads, tidak akan pernah lepas dari yang namanya penargetan atau targeting. Mengingat digital ads selalu erat hubungannya dengan penayangan yang tepat sasaran.

Targeting bekerja dengan menghimpun kebiasaan para pengguna di suatu platform. Misalnya, di Facebook ada orang yang kerap berinteraksi dengan konten-konten berbau teknologi. Maka bisa disimpulkan ia memiliki ketertarikan dengan teknologi, dan akan tepat sasaran jika ia melihat iklan yang memiliki penargetan kepada pecinta teknologi.

Namun tentu saja targeting membahas hal yang lebih luas dari itu. Ada berbagai macam targeting yang ada di dunia digital marketing, mulai dari penargetan demografis, ketertarikan, sampai kebiasaan. Selain targeting dasar, kita juga mengenal yang namanya retargeting.


Apa itu Retargeting?

Retargeting merupakan salah satu keunggulan utama digital marketing, terutama ads. Dimana kita bisa menjangkau kembali audience yang sudah berinteraksi dengan bisnis kita.

Anggap saja ada orang yang mengunjungi website kita dari kata kunci tertentu. Orang tersebut bisa kita masukan ke dalam list retargeting kita, untuk selanjutnya ditampilkan iklan yang relevan agar dia mau melakukan konversi menjadi pelanggan.

Retargeting ini sangat efektif, terutama jika bisnis yang dijalankan membutuhkan trust yang cukup besar. Contohnya seperti bisnis penjualan HP flagship yang harganya sudah lebih dari 10 juta rupiah.

Mengenal 2 Jenis Retargeting

Ada 2 jenis retargeting yang bisa digunakan di dalam dunia periklanan, yaitu:

Pixel Based Retargeting

Pixel based retargeting mengandalkan sebuah kode javascript untuk merekam aktivitas user di dalam browser mereka. Aktivitas ini akan tersimpan di dalam penyimpanan perangkat sebagai cookies, yang akan bisa diakses oleh semua platform yang memiliki akses ke sana (seperti Facebook Pixel dan Google Analytics).

Pixel based retargeting sudah digunakan oleh banyak digital marketer selama bertahun-tahun, karena kemudahan dan kecepatannya dalam merekam aktivitas pengguna. Namun belakangan ini metode retargeting dengan pixel menghadapi masalah baru, yaitu masalah privasi pengguna. Sehingga penggunaan pixel based retargeting perlahan-lahan berkurang.

Namun bukan berarti pixel based retargeting akan punah, karena pixel juga bisa ditanam di dalam server website. Berbeda dengan penanaman di browser, data yang bisa diakses oleh pixel nantinya hanya data yang ada di server. Sehingga tidak ada lagi masalah privasi, karena data yang bisa dibuka sangat terbatas.

Facebook pixel dan Google Tag Manager memberikan solusi untuk pemasangan pixel di dalam server.

Kelebihan Pixel Based Retargeting:

  • Cepat dan mudah diimplementasikan
  • Data akan selalu diperbarui setiap saat
  • Data bisa diolah sesuka hati tanpa perlu menyusun ulang database

Kekurangan Pixel Based Retargeting:

  • Bergantung pada ketersediaan cookies, terutama jika dipasang di browser. Apabila akses cookies dihilangkan, maka data akan kacau
  • Tidak mendukung multi device, yang artinya jika pengguna memiliki 2 perangkat berbeda, maka ada potensi kehilangan jejak
  • Rentan terhapus, apabila user mengeset opsi "delete cookies" secara otomatis

List Based Retargeting

Selain pixel based, ada juga yang namanya list based retargeting. Sesuai nama, list based retargeting berisi data-data audience yang kita tuliskan sendiri ke dalam list. Data-data tersebut mencakup nama, email, nomor ponsel, alamat, dan sebagainya. Biasanya perusahaan menggunakan CRM atau marketing automation tools lain untuk membuat list ini.

Hanya saja CRM umumnya memiliki biaya yang tidak murah. Beberapa di antaranya bahkan mematok harga langganan yang mencapai ribuan dollar setiap bulannya. Ini membuat list based retargeting tidak bisa diakses oleh banyak perusahaan secara langsung.

Tanpa CRM sebenarnya juga bisa, namun kita harus mengisi data secara manual dan mengupload-nya ke dalam platform digital ads secara berkala. Cara ini membuat data tidak bisa diperbarui secara dinamis, karena tidak mungkin kita mengganti isinya setiap detik kan?

Namun, bukan berarti list based retargeting ini jelek dan tidak berguna! Faktanya, list based retargeting jauh lebih efektif dibandingkan pixel based. Menurut WordStream (platform penyedia software pengelola iklan), list based retargeting memiliki rasio konversi tertinggi dibandingkan dengan opsi targeting lainnya.

Kelebihan List Based Retargeting:

  • Selalu tepat sasaran, karena menggunakan identifier unik yang digunakan oleh customer secara langsung
  • Data tersimpan di server, sehingga tidak bisa dihapus (kecuali user meminta secara khusus atau opt-out)
  • Mendukung lintas perangkat (multi device/cross device), mengingat user bisa saja menggunakan akun yang sama di 2 perangkat yang berbeda
  • Tidak mengganggu privasi user, sebab data tidak dimiliki oleh pihak ketiga.

Kekurangan List Based Retargeting:

  • Membutuhkan sistem yang lebih kompleks
  • Beberapa platform memberikan syarat jumlah data minimal (Google bahkan memberikan syarat minimum pengeluaran iklan sebesar USD 50.000 (~728 juta Rupiah - 1 USD = 14.500 Rupiah) selama 3 bulan terakhir) agar bisa digunakan

Kapan Memilih yang Tepat?

Tentu saja harus disesuaikan dengan sumber daya dan kompleksitas sistem yang dimiliki. Namun saya pribadi lebih memilih list based retargeting, mengingat penargetan dengan pixel terkenal dengan perbedaan data yang cukup besar dan mengaburkan laporan.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "Perbedaan List Retargeting dengan Pixel Retargeting, Mana yang Lebih Cocok?"