Mengapa Hanzi Tradisional (Fantizi) Masih Ada?

Siapa yang masih mempelajari hanzi tradisional? Perlu anda ketahui bahwa standar penggunaan aksara mandarin internasional adalah versi sederhana atau simplified. Sehingga, anda mungkin sangat jarang menemui aksara-aksara versi kuno ini, kecuali di negara Taiwan dan Hong Kong yang memang masih menggunakan itu.

Sebelum kita masuk, saya ingin membahas mengapa penyederhanaan hanzi dilakukan. Pertama, masalah buta huruf menjadi alasan utama mengapa sebagian besar aksara hanzi disederhanakan. Jumlah goresan pada hanzi tradisional dinilai terlalu banyak dan sulit diingat, dimana jika terus dipertahankan akan ada bahaya laten buta huruf di kalangan masyarakatnya.

Mengapa Hanzi Tradisional (Fantizi) Masih Ada?

Kedua adalah alasan keegoisan dari si pelaku penyederhanaan itu sendiri. Seperti yang sudah diketahui, banyak aksara hanzi sederhana yang mengundang perdebatan (detailnya bisa anda lihat di sumber lain seperti Wikipedia). Salah satu keegoisan yang menjadi kontroversi adalah usaha untuk membasmi unsur budhisme di dalam aksara hanzi.

Konsekuensi dari penyederhanaan hanzi

Memang aksara tradisional sangat terasa sekali perbedaannya dengan versi tradisional. Kita ambil contoh ç¦® (li versi tradisional) yang berjumlah 18 goresan dibandingkan dengan ç¤¼ (li versi sederhana) yang hanya berjumlah 6 goresan. Memang membuat penulisan menjadi lebih cepat dan mudah.

Tapi, ternyata ini berimbas cukup besar pada estetika aksara. Aksara yang terlalu sederhana sedikit kurang sedap dilihat, terutama jika digunakan untuk tujuan kaligrafi.

Mengapa hanzi tradisional masih digunakan?

Nah, sekarang mengapa aksara tradisional ini masih digunakan? Ternyata ada beberapa alasan masuk akal dibalik itu.

1. Melestarikan budaya

Ya melestarikan warisan dari para pendahulu yang menggunakan aksara tradisional. Bahkan masih banyak masyarakat di tiongkok yang menggunakan aksara tradisional untuk menulis nama toko mereka.

2. Lebih bernilai seni

Dibandingkan dengan aksara sederhana, aksara tradisional memiliki nilai estetika yang jauh lebih baik. Tapi memang aksara tradisional ini cukup menyiksa mata jika ditulis dengan ukuran font kecil seperti di buku-buku.

Lain halnya jika digunakan untuk menulis nama, membuat tanda tangan, sampai membuat kaligrafi. Aksara tradisional tentu lebih sedap dilihat daripada menggunakan aksara sederhana. Berikut saya berikan sedikit perbandingannya :

hanzi sederhana dan tradisional

3. Bisa dibaca tiga negara sekaligus!

Anda tentu tahu bahwa bentuk hanzi (china), kanji (jepang), dan hanja (korea) dulunya sama seluruhnya? Nah ini alasan mengapa aksara tradisional masih digunakan! Dengan menulis aksara tradisional, maka anda bisa berkomunikasi dengan rakyat jepang dan korea yang menguasai aksara tradisional mereka juga. Ya, sekadar alat bantu darurat di saat terdesak.

4. Memang masih standarnya

Ya, kalau anda berkunjung ke Taiwan atau Hong Kong, anda masih banyak menjumpai model aksara tradisional ini termasuk di buku-buku dan di seluruh penjuru negara. Karena memang Taiwan dan Hong Kong masih belum mau mengikuti standar Tiongkok 

Nah, sekarang terserah anda. Apakah anda masih mau mempelajari aksara tradisional? Atau lebih memilih versi internasionalnya, aksara sederhana? Semua tergantung anda.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "Mengapa Hanzi Tradisional (Fantizi) Masih Ada?"