In App Purchases Versus Advertising Mana Yang Lebih Baik?

Dunia Aplikasi mobile mulai memasuki tahap persaingan yang cukup sengit, dimana saat ini pengguna mobile sedang meningkat pesat dan para pengembang aplikasi dituntut untuk berinovasi dan membuat aplikasinya menjadi yang paling baik di antara yang terbaik. Bahkan sudah tidak terhitung ada berapa banyak aplikasi yang tersebar di toko aplikasi di internet.

Tapi, sebagai seorang pengembang aplikasi tentu perlu memikirkan bagaimana agar aplikasinya bisa menghasilkan uang. Tentu saja, seorang penmgembang aplikasi adalah profesi yang memerlukan pemasukan agar pekerjaan dan hidupnya bisa terus berlangsung.

In App Purchases Versus Advertising Mana Yang Lebih Baik?

Di sini, ada dua opsi untuk melakukan monetisasi dari aplikasi yang dikembangkan yaitu App Purchases atau yang biasa disebut item cash atau item mall atau Advertising (periklanan). Mari kita bahas satu-satu kelebihan dan kekurangannya.

In App Purchases

In App Purchases adalah cara untuk monetisasi yang paling umum. Sejak aplikasi dulu dibuat, sebenarnya sudah menggunakan konsep in app purchases ini, yaitu dengan merilis aplikasi berbayar berbasis member. Namun, seiring berjalannya waktu aplikasi berbayar tidak menunjukkan tren yang bagus dan terus menurun sehingga muncul opsi untuk membuat aplikasi gratis namun dengan unsur berjualan di dalamnya.

Beberapa aplikasi yang menggunakan in app purchases cukup banyak. Mulai dari game sampai dengan aplikasi produktivitas menggunakan cara monetisasi ini. Namun, sayangnya tidak semua pengguna aplikasi "rela" mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan pembelian dalam aplikasi yang disediakan pengembang. Pasalnya, ada banyak pengembang yang baru saja merilis aplikasi sudah bernafsu ingin mendapatkan uang dengan berjualan. Hal ini yang kemudian membuat para pengguna menjadi tidak "rela".

In App Purchases

Bahkan meskipun impresi pertama (first impression) pengguna aplikasi masih buruk sekalipun sudah ditawari barang-barang jualan. Tentu hal ini membuat para pengguna aplikasi menjadi tidak nyaman dan dapat berujung penghapusan aplikasi. Meskipun banyak juga aplikasi bagus yang sukses meraup untung dari para penggunanya.

Monetisasi model ini marak digunakan di aplikasi Games atau permainan online. Hal ini kemudian membuat permainan menjadi tidak seimbang karena biasanya barang yang dibeli menggunakan "uang sungguhan" efeknya jauh lebih besar daripada barang yang dibeli menggunakan "mata uang game". Fenomena ini kemudian disebut sebagai "Pay to Win" atau "Bayar untuk Menang". Sangat bertolak belakang dari motivasi bermain sebelumnya.

Hal ini bisa berujung pada penghapusan permainan karena tentu tidak semua pemain kuat untuk "merogoh koceknya". Dan tentu, game tersebut bisa terancam tutup karena sedikitnya pemain. Pertimbangkan jika ingin merilis in app purchases, pastikan tidak terlalu mengganggu keseimbangan game tetapi juga tidak merugikan pemain yang berusaha menggunakan "mata uang asli" untuk bermain.

Advertising

Dibandingkan dengan in app purchases, advertising atau periklanan masih dibilang lebih manusiawi karena tidak perlu memaksa pengguna aplikasi untuk membayar sejumlah uang, namun pihak pengembang masih bisa mendapatkan penghasilan.

Tapi, pada prakteknya banyak pengembang yang menampilkan iklan dalam jumlah besar sehingga membuat aplikasi terkesan seperti AdWare, atau aplikasi generator iklan. Iklan yang terlalu banyak dapat mengganggu kenyamanan pengguna yang kemudian dapat berakibat pada penghapusan aplikasi.

Banyak pengguna aplikasi yang mengeluhkan iklan pop up (terutama yang sulit untuk ditutup) sebagai pengganggu, apalagi jika iklan muncul secara tiba-tiba dan masif. Saya sering membaca rating aplikasi di Toko Aplikasi baik itu Play Store, App Store, Mobogenie, dan lain lain yang berisi keluhan pengguna terhadap iklan yang mengganggu.

Advertising

Sudah sewajarnya untuk menampilkan iklan secukupnya, tidak perlu melakukan spamming iklan. Iklan banner tersemat di bawah masih jauh lebih "manusiawi" dibandingkan dengan iklan berbasis pop-up. Namun, apabila anda ingin mengoptimalkan penghasilan dengan menggunakan iklan pop-up, maka pertimbangkan untuk menampilkan iklan pada waktu yang tepat agar tidak mengganggu kenyamanan pengguna.

Perhatikan format iklan pop-up yang digunakan juga, pastikan mudah ditutup dan diskip (terutama untuk iklan video yang cukup menghabiskan kuota data internet) agar tidak terkesan memaksa pengguna untuk melihat iklan. Ingat, ada banyak kompetitor di luar sana yang siap menggantikan aplikasi anda apabila dinilai mengganggu hanya karena iklan.

Sejauh ini anda bisa menggunakan AdMob dari Google sebagai alat untuk melakukan monetisasi aplikasi dengan advertising. Namun, anda bisa juga menggunakan kolom iklan mandiri sebagai opsi lain.

Pertimbangkan baik-baik dua opsi monetisasi di atas. Gunakan kombinasi bila perlu. Jangan sampai usaha anda untuk mendapatkan penghasilan dari profesi sebagai pengembang aplikasi malah kandas dan reputasi anda menjadi buruk.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "In App Purchases Versus Advertising Mana Yang Lebih Baik?"