Fenomena Konvensional VS Online

Jaman sekarang bisa dikatakan sudah identik dengan jaman teknologi. Apapun kegiatan yang dilakukan pada jaman sekarang, mulai dari belanja, perbankan, perkantoran, sekolah, bahkan sampai order makanan dan pesan taksi serta tiket sekalipun, semuanya sudah tersedia via online.

Nah, masalahnya adalah bagaimana dengan sistem konvensional yang sudah mulai ditinggalkan? Bagaimana nasib mereka? Dampak yang jelas terlihat dari perubahan sistem ini adalah penurunan penghasilan dan yang paling parah adalah kehilangan mata pencaharian.

Konvensional VS Online


Salah satu kejadian miris yang terjadi adalah demonstrasi sopir taxi di ibukota, dimana mereka menuntut agar pemerintah tidak mendukung transportasi online Grab dan Uber. Sayangnya, unjuk rasa dan anarkis bukanlah solusi untuk memenangkan persaingan antara online dengan konvensional, malahan akan membuat konsumen semakin ragu akan kualitas dari pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut, benar bukan?

Nah, saya jadi teringat strategi dari sebuah perusahaan taksi besar di Indonesia, dimana mereka menggunakan layanan order online (namun dengan tambahan fee). Masalahnya, teknik saingan mereka (online) adalah order tanpa fee dan harga yang lebih murah. Dengan pertimbangan seperti itu, mana yang akan anda pilih?

Lalu bagaimana dengan solusi menutup layanan transportasi berbasis aplikasi? Saya rasa ini bukan solusi. Mengapa? Pada dasarnya, masyarakat akan memilih layanan yang lebih mudah, cepat, dan murah. Pertanyaannya, apakah layanan konvensional sudah seperti itu?

Salah satu sindiran yang cukup mengena berkaitan dengan kejadian demonstrasi tersebut adalah meme yang bertuliskan "Kantor Pos saja tidak menuntut E-mail, dan Mall tidak menuntut E-Commerce. Lantas mengapa kalian saling serang?". Memang cukup jelas, apabila kedua layanan sama-sama mumpuni, harusnya tidak saling menyerang.

Sekarang kita ambil contoh dari persaingan antara Swalayan dengan situs E-Commerce. Apa yang membuat Swalayan masih eksis di balik menjamurnya situs-situs E-Commerce? Ya, dengan berbelanja di toko swalayan, pelanggan bisa dengan cepat membeli barang dengan jumlah banyak dan langsung bisa digunakan saat itu juga. Hal ini bisa mengatasi keunggulan E-Commerce, dimana mereka memberikan penawaran dan diskon spesial untuk setiap transaksi.

Secara keseluruhan, seharusnya antara konvensional dan online ada plus minusnya. Kepekaan terhadap konsumen bisa menjadi kunci untuk menentukan pemenang persaingan kedua kubu tersebut, bukannya malah saling menjatuhkan satu sama lain. Salam!
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

3 comments for "Fenomena Konvensional VS Online"

  1. kalo ane sih pilih online aja...\
    tapi konvensional juga ttp penting

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. yg manual lebih greget gan,, :-bd

    ReplyDelete

No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.