Mengapa Banyak Telemarketing Tidak Disukai dan Langsung Diblokir?

Telemarketing merupakan aktivitas pemasaran dengan menelepon calon klien baru secara masif dan langsung. Salah satu kegiatan telemarketing yang terkenal dan cukup masif adalah kartu kredit, trading (baik valas maupun derivatif), dan asuransi jiwa, yang di beberapa kasus bisa sampai membuat orang yang ditelepon marah-marah.

Mengapa bisa begitu? Sebelumnya, mari kita lihat bagaimana praktik telemarketing ini dijalankan. Saya sendiri sering mendapatkan telepon dari berbagai jenis telemarketing seperti Bank, asuransi, sampai penjualan susu bubuk untuk bayi. Ada beberapa yang tidak saya angkat dan berujung saya blokir.

Mengapa? Karena mereka akan terus menelepon secara membabi buta. Ini yang sebenarnya salah. Tidak ada seorang pun yang akan senang jika nomor teleponnya diberondong oleh seseorang secara berturut-turut tanpa ampun. Ini yang membuat banyak nomor telemarketing akhirnya diblokir.

Mengapa Banyak Telemarketing Tidak Disukai dan Langsung Diblokir?

Namun, begitu diangkat banyak telemarketing langsung menembak calon klien (bahkan ada yang tanpa malu meminta database kontak saya). Dan begitu saya angkat langsung saja ngomong tanpa henti dan memaksa saya untuk ketemuan. Tentu ini tidak akan membuat calon klien nyaman dan senang, malah akan langsung ilfeel (ilang feeling).

Berbeda dengan telemarketing properti, yang menelepon karena ingin menawarkan jasa untuk menjual properti dan langsung tepat sasaran kepada orang yang benar-benar sedang menjual propertinya. Meskipun begitu banyak juga telemarketing agen properti yang menelepon untuk menawarkan properti secara langsung yang berujung diblokir.

Aplikasi Truecaller, memperlihatkan jumlah nomor telepon yang dilaporkan sebagai spam. Di daftarnya anda akan menemukan banyak sekali nomor telemarketing dan yang paling banyak adalah berbagai nomor telemarketing kartu kredit, asuransi, dan trading.

Sayangnya, mau tidak mau para telemarketing diwajibkan untuk melakukan ini untuk menjaring calon klien meskipun sebagian besar atau bahkan hampir semua mengalami penolakan dan berujung pemblokiran.

Sebenarnya jika telemarketing dilakukan pada saat dan waktu yang tepat, maka akan meningkatkan efektifitas kegiatan tersebut. Banyak telemarketing yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri karena penolakan yang keras (dan sebagian besar tidak diajarkan di training). Secara tidak mungkin bisa membangun hubungan dalam sekejap waktu dengan orang baru dan pastinya akan berujung penolakan.
Dwinandha Legawa
Dwinandha Legawa Author blog yang lagi sibuk berkelana. Temukan saya di LinkedIn:

Post a Comment for "Mengapa Banyak Telemarketing Tidak Disukai dan Langsung Diblokir?"